Iman ialah kepercayaan teguh
yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Orang beriman berarti
orang yang percaya adanya Allah dengan teguh dan yakin yang disertai dengan
ketundukan dan penyerahan jiwa kepada-Nya.
Iman dalam hati seseorang
tidaklah dapat diketahui oleh siapapun juga kecuali oleh Allah. Yang memungkinkan
diketahui oleh kita hanyalah tanda-tanda iman yang ada pada seseorang yang
tampak pada perbuatannya.
1. Taat Kepada Allah
Arti taat ialah senantiasa
patuh, setia dan tulus. Taat kepada Allahberarti senantiasa patuh dan setia,
serta tulus beribadah kepada Allah swt.
Ketaatan kepada Allah
seharusnya di atas segala ketaatan kita kepada yang lain. Bahkan ketaatan kita
kepada yang lain semata-mata karena ketaatan kita kepada-Nya. Misalnya, taat
kepada orang tua karena ia taat kepada Allah, dan taat kepada pemerintah karena
melaksanakan perintah Allah swt.
“Tidak ada kewajiban taat bagi makhluk (manusia) dalam hal perbuatan
maksiat kepada Khaliq (Allah).” (HR. Tirmidzi)
Bentuk ketaatan kepada Allah
antara lain disebutkan dalam QS. Al-Mu’minun sebagai ciri-ciri orang beriman,
yaitu:
Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (1), (yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (2), dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna(3), dan orang-orang yang
menunaikan zakat (4), dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (5), kecuali
terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya
mereka dalam hal ini tidak tercela (6). Barangsiapa mencari yang di balik itu maka
mereka itulah orang-orang yang melampaui batas (7). Dan orang-orang yag
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (8), dan orang-orang
yang memelihara sholatnya (9). Mereka itulah orang-orang yang aka mewarisi
(10), (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya (11).”
(QS. Al-Mukminun/23:1-11)
Dengan demikian, ketaatan
kepada Allah dapat diwujudkan antara lain dengan melaksanakan beberapa ciri
orang beriman sebagaimana disebutkan dalam ayat tadi, yaitu:
- Khusyu’ dalam shalat, yaitu bersikap tunduk di hadapan Allah dengan menghayati makna bacaan shalat.
- Terpelihara dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia.
- Menunaikan zakat.
- Memelihara kemaluan.
- Memelihara amanah.
- Menepati janji, kepada Allah dan kepada mausia.
- Memelihara shalat, yakni dengan menjaga syarat dan rukunnya, serta melaksanakan pesan-pesan moralnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Berbuat baik atau berbakti
kepada orang tua wajib hukumnya bagi setiap orang beriman, karena orang tua
telah dengan susah memelihara anaknya sejak dalam kandungan hingga menjadi
dewasa. Oleh karena itu, sepatutnya seorang anak berterima kasih, bersikap baik
dan hormat kepada kedua orang tuanya. Membantah orang tua dan membuat mereka
marah adalah dosa dan berarti mengundang kemarahan Allah; sebaliknya menaati
dan membuat mereka bahagia adalah perbuatan mulia dan berarti mengundang
keridhaan Allah.
Nabi saw bersabda:
“Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah
bergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi)
Cara berbakti kepada orang tua
antara lain dijelaskan dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24, yaitu:
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia (23). Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhabku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil (24).” (QS.
Al-Isra’/17:23-24)
Berdasarkan ayat di atas, di
anatara cara berbakti kepada orang tua yang terpenting ialah:
- Hormat dan patuh kepada kedua orang tua dengan tetap berpegang teguh kepada ajaran agama. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuannya tentang itu, maka jangalah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Lukman/31:15)
- Menjaga dan memelihara mereka dan jagan sampai menyakiti hati keduanya baik dengan perkataan, perbuatan maupun tingkah laku.
- Merawat mereka terutama jika mereka sudah berusia lanjut.
- Rendah hati di hadapan mereka.
- Mendoakan mereka agar memperoleh ampunan dan rahmat Allah swt seperti doa berikut: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu-bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Al-Ibrahim/14:41)
3. Berbuat Baik Kepada Sesama Manusia dan
Lingkungan Hidup
Orang Islam ialah orang yang
dapat menyelamatkan orang-orang Islam lainnya melalui perkataan, perbuatan dan
menyelamatkan lingkungan alam sekitar. Orang yang percaya kepada Allah
hendaknya dapat memberi rasa aman kepada orang lain dan alam sekitarnya. Seorang
mukmin belum sempurna imannya, apabila belum mencintai saudaranya dan begitu
juga dapat memelihara alam lingkungannya.
Nabi saw bersabda:
“Tidak sempurna iman kamu, sehingga ia menyayangi saudaranya seperti
menyayangi diri sendiri.” (HR. Bukhari)
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahka Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.
Al-Qashas/28:77)
Oleh sebab itu, sudah merupakan
kewajiban bagi kita menjadi warga masyarakat yang baik dan dapat mengikuti
aturan dalam masyarakat, pandai bergaul, dapat bekerja sama dengan mereka dan
tidak berbuat kerusaka di muka bumi.
Allah swt berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS.
An-Nisa/4:36)
0 komentar:
Posting Komentar